Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Peringati Hari Mangrove Sedunia, Jikalahari Taja Penanaman Ribuan Bibit Mangrove di Bengkalis dan Indragiri Hilir

Peringati Hari Mangrove Sedunia, Jikalahari Taja Penanaman Ribuan Bibit Mangrove di Bengkalis dan Indragiri Hilir



Berita Baru, Pekanbaru – Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) bersama Bangun Desa Payung Negeri (BDPN), Kelompok Study lingkungan dan masyarakat (Keslimasy), dan Ikatan Keluarga Duanu melakukan penanaman pohon mangrove di dua daerah yaitu Kabupaten Bengkalis dan Indragiri Hilir.

Kegiatan ini untuk memperingati Hari Mangrove Sedunia yang jatuh setiap 26 Juli.

Penanaman mangrove di Inhil dilaksanakan pada Selasa (26/7/2022) di Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuindra. Dalam hal ini Jikalahari dan BPDN menggandeng IKDR.

Sedangkan di Bengkalis, kegiatan tersebut menggandeng Kelimasy. Pelaksanaannya dilakukan pada Kamis (28/7) di Desa Deluk, Kecamatan Bantan.

Ketua BDPN, Zainal Arifin Hussein mengatakan bahwa tajuk kegiatan yang diangkat dalam kegiatan itu adalah “Pohon Barau untuk Bertedoh, Usah Ditebang Bia Nyu Tumboh”, artinya “Pohon Bakau Tempat Berteduh, Jangan Ditebang Biarkan Tumbuh”.

“Maknanya kita menjadikan masyarakat sebagai garda terdepan untuk menjaga dan merawat pohon bakau yang tersisa serta hasil rehabilitasi yang kita tanam hari ini,” kata Zainal.

Zainal berujar, kegiatan penanaman di Desa Sungai Bela merupakan aksi lanjutan dan akan terus dijalankan.

“Penanaman mangrove Ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya setelah sebelumnya kita laksanakan di Desa Tanjung Pasir Sei Bandung, Kecamatan Tanah merah yang terkena air laut dengan luasan areal 1.500 hektar perkebunan kelapa yang mati,” ungkap Zainal.

Zainal mengatakan bahwa saat ini rehabilitasi mangrove di Inhil sangat dibutuhkan, khususnya untuk mencegah abrasi dan intrusi air laut. Sebab, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Inhil, lebih dari 100.000 hektar kebun kelapa rakyat rusak, termasuk perkebunan kelapa di Desa Sungai Bela, akibat intrusi air laut.

“Penyebab utamanya adalah masuknya air laut ke perkebunan rakyat akibat mangrove sebagai benteng pertahanan,” sebut Zainal.

Terakhir, Zainal berpesan kepada semua pihak, “Kami dari Jikalahari dan BPDN berpesan untuk terus bersinergi dengan pemerintah, kampanyekan dampak perubahan iklim dan melestarikan lingkungan,”

“Dan terakhir pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Ikatan Keluarga Duanu Riau dan kepada teman-teman khusus Pemerintah Desa Sungai Bela dalam mengkampanyekan isu penyelamatan lingkungan akibat dampak perubahan iklim,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua IKDR, Hasanuddin. Ia menjelaskan, hutan mangrove merupakan aspek penting dalam kehidupan. Mangrove menjadi paru-paru bagi bumi, sekaligus melindungi masyarakat pesisir dari risiko terkena gelombang tinggi, banjir, serta terjadinya abrasi.

“Kegiatan ini sangat penting diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem mangrove sebagai benteng kehidupan,” kata Hasanuddin.

Bupati Indragiri Hilir Hadiri Penanam Mangrove di Desa Sungai Bela

Bupati Inhil, HM Wardan menghadiri acara penanaman mangrove di Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuindra, pada Selasa (26/7).

Tak hanya Wardan, dalam kegiatan tanam mangrove di Inhil dihadiri juga oleh Wakil Ketua DPRD Inhil Andi Rusli, Dandim 0314/Inhil, Kapolres Inhil, AKBP Norhayat SIK, Kepala OPD terkait, Ketua IKDR, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Inhil, Camat Kuindra beserta unsur Forkopincam, Jikalahari dan BPDN, Kepala UPT KPH Mandah, Kepala Desa Sungai Bela, masyarakat adat Suku Duanu, para penggiat lingkungan, aktivis mahasiswa, awak media hingga civitas kampus.

Wardan memberikan apresiasi atas gerakan yang digagas oleh IKDR serta bekerja sama dengan berbagai instansi dan organisasi pencinta lingkungan dengan tekat yang kuat untuk melestarikan lingkungan terutama pada sektor perairan.

Wardan juga menitipkan pesan kepada seluruh masyarakat terutama suku Duanu agar dapat membantu pemerintah dalam pengawasan serta pemeliharaan terhadap populasi mangrove dan biota laut lainnya.

“Kita bisa manfaatkan mangrove yang sudah kita tanam ini, dengan perawatan yang bangus serta pengawasan terhadap mangrove yang sudah ada agar tetap lestari, dan kita bisa laksanakan budidaya terhadap biota laut seperti ketam, udang dan lainnya di kawan mangrove tersebut,” kata Wardan saat memberikan kata sambutan.

Dalam kegiatan tersebut, turut juga hadir Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Inhil, Edy Indra Kesuma. Ia juga memberikan apresiasi atas suksesnya kegiatan penanaman mangrove di Pantai Terumbu Mabloe dalam rangka Hari Mangrove Sedunia.

“Kami dari Kadin Inhil sangat mengapresiasi dengan kegiatan penanaman mangrove yang dilaksanakan di Pantai Terumbu Mabloe di Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuindra,” ujar Edy.

Ia mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan BDPN dan Jikalahari. Kata Edy, sudah saatnya tidak bisa saling menyalahkan, namun bagaimana mampu bersinergi untuk menjaga dan merawat alam demi keberlangsungan hidup anak cucu kelak.

Sinergi Bengkalis Hijau: “Adopsi dan Tanam 6.000 Bibit Mangrove Sambut Hari Jadi Bengkalis”

Pemerintah, civitas akademik, penggiat lingkungan, BEM Se Kabupaten Bengkalis, Mapala, Sispala dan masyarakat yang tergabung dalam Sinergi Bengkalis Hijau bahu-membahu tanam mangrove di Desa Deluk.

Peringati Hari Mangrove Sedunia, Jikalahari Taja Penanaman Ribuan Bibit Mangrove di Bengkalis dan Indragiri Hilir

Gerakan Sinergi Bengkalis Hijau memiliki kekhawatiran atas abrasi yang terus mengurangi luas pulau Bengkalis. Saat ini hutan mangrove yang rusak di Kabupaten Bengkalis sudah mencapai 4,55% dari 21.981 hektare, sedangkan luas hutan mangrove di Pulau Bengkalis 8.874,39 dengan kondisi terancam akibat abrasi, pembangunan tambak, kebutuhan bansal arang dan penebangan liar.

Ketua Keslimasy, Muhammad Iskandar menyebutkan pentingnya mangrove bagi masyarakat dan lingkungan. “Mangrove sangat penting dan berpengaruh pada kehidupan manusia. Kami bersama Jikalahari dan akademisi telah mengkaji dampak kualitas hutan mangrove terhadap, ekologi, sosial ekonomi dan kearifan lokal masyarakat pesisir Pulau Bengkalis,” kata Iskandar.

Iskandar menambahkan, “Salah satu lokasi kajian adalah Desa Deluk di Kecamatan Bantan,” ujarnya.

Desa Deluk merupakan kawasan startegis untuk direhabilitasi. Dengan dukungan Pemerintah Desa Deluk, Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Deluk dan Karang Taruna dapat menjamin keberhasilan rehabilitasi hutan mangrove.

Kegiatan ini merehabilitasi lahan kritis dengan menanam 6000 vegetasi bakau (Rizhophora) di kawasan zona dua yang akan dilakukan mampu berkontribusi dalam pemulihan lingkungan.

“kegiatan penanaman ini, mulai dari pembibitan, penyiapan lahan dan penanaman semua dilakukan oleh masyarakat di Desa Deluk. Begitu juga nantiya setelah penanaman, masyarakat yang akan menjaga dan merawatnya,” jelas Iskandar.

Sementara itu, Kepala Desa Deluk, Azma mengapresiasi penanaman mangrove di desanya yang didukung oleh Gerakan Sinergi Bengkalis Hijau.

“Kami ucapkan terimakasih kepada Keslimasy dan Jikalahari yang telah mendampingi desa kami, ke depan kami akan adakan kajian wisata Desa Deluk beserta masterplan karena antusias masyarakat dan pemuda begitu tinggi dalam pelestarian mangrove di Desa Deluk,” kata Azma.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada BEM Se Kabupaten Bengkalis, Mapala dan semua yang terlibat dalam melakukan rehabilitasi mangrove di desa itu.

Sejalan dengan Kades Deluk, Kepala UPT Pariwisata Kecamatan Bantan, Chandra mengatakan bahwa kegiatan ini sangat positif.

Chandra berharap kedepannya secara bertahap jika mangrove yang di tanam dapat tumbuh akan menjadi nilai jual wisata yang baik, dan masyarakat sekitar juga akan merasakan manfaatnya dalam pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.

“Kami juga mengapresiasi masyarakat dan pemuda Deluk yang sudah berpartisipasi,” ucap Chandra.

Camat Bantan, Muthu Saily yang juga hadir menyampaikan, “Saya atas nama Pemerintah Kecamatan Bantan memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kades Deluk dan Forum Sinergi Bengkalis Hijau yang sudah bersinergi untuk menginisiasi terlaksananya kegiatan ini untuk kedepannya kami siap mendukung,” kata Muthu.

Muthu juga berharap pohon yang telah ditanam, tolong sama-sama dijaga. “Jangan sampai apa yang sudah kita lakukan hari ini semuanya menjadi sia-sia. Mudah-mudahan kegiatan kita ini, dapat dirasakan manfaatnya dikemudian hari, trutama dlam hal membantu mengurangi terjadinya abrasi di Pulau Bengkalis,” imbuh Muthu.

Menurut Iskandar, semangat masyarakat Desa Deluk untuk merehabilitasi hutan mangrove sejalan dengan yang disampaikan Presiden Republik Indonesia Jokowi Dodo atau Jokowi saat berkunjung ke Bengkalis Riau pada September 2021 lalu di Desa Muntai, Kecamatan Bantan.

“Upaya rehabilitasi mangrove yang dilakukan mampu meneguhkan komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan perubahan iklim dunia” tiru Iskandar.

Turut hadir dalam acara tersebut, Camat Bantan, Kepala UPT Kecamatan Bantan, Kepala Desa dan masyarakat Desa Deluk, Karang Taruna Desa, LAM Desa, Kersani Mulia, Psnggiat Lingkungan dan Pemuda, Mapala, Sispala, BEM Se Kabupaten Bengkalis, Keslimasy, Komponen Jikalahari.