Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Sampai Akhir Maret 2022, Realisasi Belanja Negara di Riau Capai Rp 5,715 Triliun

Sampai Akhir Maret 2022, Realisasi Belanja Negara di Riau Capai Rp 5,715 Triliun



Berita Baru, Pekanbaru – Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Riau menyebutkan realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 di Provinsi Riau hingga akhir Maret 2022, mencapai Rp 5,715 triliun atau 19,95 persen dari pagu sebesar Rp 28,654 triliun.

Realisasi tersebut terdiri dari Rp1,122 triliun dialokasikan pada DIPA Kementerian/Lembaga (K/L), dan sebesar Rp4,592 triliun dialokasikan untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

Adapun realisasi belanja K/L di Riau mencapai Rp5,715 triliun terdiri dari realisasi  belanja pegawai Rp606,05 miliar atau 18,87 persen, belanja barang Rp361,96 miliar atau 13,22 persen, belanja modal Rp152,73 miliar atau 10,06 persen, dan bantuan sosial Rp2,03 miliar atau 6,86 persen.

“Hingga akhir Maret 2022, belanja K/L mengalami penurunan sebesar Rp198 miliar atau minus 15%. Penyebabnya adalah pengadaan barang/jasa melalui lelang belum pada tahap pembayaran uang muka/termin, satker K/L masih dalam proses pergeseran anggaran, dan pergantian Pejabat Perbendaharaan,” kata Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Riau, Ismed Saputra saat melakukan zoom meeting ekspose kinerja APBN Riau, Rabu (13/4/2022).

Sedangkan, realisasi TKDD mencapai Rp 4,592 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari transfer ke daerah Rp 4,506 triliun atau 22,81 persen yang meliputi realisasi dana bagi hasil (DBH) Rp 1,196 triliun atau 17,98 persen, dana alokasi umum (DAU) Rp2,599 triliun atau 30,87 persen, dana alokasi khusus non fisik (DAK Non Fisik) Rp 710,59 miliar atau 21,27 persen dan dana insentif daerah (DID) tidak ada pencairan atau nol persen. Serta, realisasi dana desa Rp 85,66 miliar atau 6,12 persen.

“TKDD Maret mengalami penurunan sebesar Rp1,1 triliun atau 20 persen year in year (yoy). Penyebabnya adalah adanya rendahnya realisasi DBH dibanding tahun anggaran yang lalu (TAYL),” pungkasnya.

Penulis: Sanarto