Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wakil Gubernur Riau Jadi Penceramah Kajian Zuhur di Masjid Nurul Yaqin Pekanbaru

Wakil Gubernur Riau Jadi Penceramah Kajian Zuhur di Masjid Nurul Yaqin Pekanbaru



Berita Baru, Pekanbaru – Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution menjadi penceramah pada kajian zuhur di Masjid Nurul Yaqin, Jalan Hangtuah, Sail, Kota Pekanbaru, Selasa (5/4/2022).

Sebelum menyampaikan kajian, Wagub Edy sempat bercanda dengan para jamaah dan pengurus masjid, Edy mengatakan, dia bingung kenapa bisa menjadi penceramah dadakan di masjid itu.

“Saya pun bingung, rencananya saya mau sholat Zuhur saja disini, tiba-tiba pengurus masjid menyuruh saya mengisi kajian Zuhur dikarenakan penceramah yang mengisi kajian tersebut berhalangan hadir,” ujar Wagubri, Edy Natar dalam tayangan video yang disiarkan secara langsung di Fanspage Facebook Nurul Yaqin Channel.

Dalam video yang berdurasi 16 menit tiga puluh dua detik itu, Edy mengajak masyarakat yang hadir dalam kajian tersebut agar memanfaatkan bulan Ramadan yang penuh dengan rahmat dan dengan penuh pengampunan ini.

“Sering kita mendengar kata rahmat, apa sih sebenarnya arti dan maksud dari Rahmat?. Saya mencoba membaca dalam sebuah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu arti rahmat itu adalah segala pemberian dari Allah,” jelasnya.

“Jadi apapun pemberian Allah adalah rahmat, misalnya anak yang kita miliki, harta, ilmu pengetahuan dan kesempatan kita bertemu ditempat ini adalah rahmat-Nya. Pertanyaannya, apakah rahmat-Nya itu akan menjadi nikmat?,” tanya Edy kepada para jamaah.

Edy pun melantunkan Surat Ar Ra’d Ayat 11 yang artinya, “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.

Innal laaha laa yughaiyiru maa biqawmin hattaa yughaiyiruu maa bianfusihim. Berapa banyak orang yang mendapat anak, tapi dia tak mendapat nikmat punya anak. Semua itu Allah kembalikan kepada kita untuk mendapatkan nikmat dari sebuah rahmat itu. Jadi Allah tebarkan rahmat itu kepada semuanya, tetapi apakah nikmat?. Maka semua itu diserahkan kembali kepada diri kita, begitu juga dengan bulan Ramadan ini,”

“Kira-kira seperti itu, jadi mendapatkan rahmat-Nya itu butuh upaya supaya menjadi nikmat, meskipun kita saat ini mengupayakan rahmat-Nya pada bulan Ramadan bisa sama, namun nantinya pasti beda-beda mendapat nikmatnya,” pungkasnya.